Judul artikel ini terinspirasi dari pernyataan Milton Erickson
(1986), “The symptom is a solution.” Judul di atas sedikit berbeda karena saya
mengubah “a” dengan “the” sebagai penekanan bahwa solusi dari satu masalah
pasti dapat dicapai melalui simtom yang dialami klien.
Apakah yang dimaksud dengan”the symptom is the solution”?
Adanya suatu masalah disadari dan diketahui karena adanya simtom
yang bisa dirasakan, baik pada level fisik maupun pikiran dan atau emosi.
Dengan kata lain simtom ini berguna sebagai pemberitahuan resmi kepada diri
kita akan adanya masalah yang perlu mendapat perhatian dan diselesaikan.
Simtom yang tidak terlalu mengganggu biasanya kurang mendapat
perhatian. Biasanya bila intensitas gangguan yang ditimbulkan simtom telah
cukup atau sangat mengganggu aktivitas sehari-hari barulah kita akan memberikan
perhatian dan berusaha untuk bisa segera menghilangkan simtom ini.
Simtom ibarat asap. Tidak mungkin ada asap tanpa ada api. Dengan
adanya asap kita dapat mencari dan menemukan api yang menjadi sumber munculnya
asap. Selama api belum dipadamkan maka asap akan selalu muncul. Demikian pula
simtom.
Ada dua pendekatan yang biasa digunakan dalam menyelesaikan
masalah yaitu pendekatan simtomatik dan kausal. Pendekatan simtomatik bertujuan
mengurangi atau menghilangkan simtom tanpa perlu menemukan dan memproses akar
masalah yang melandasi munculnya simtom. Ini sama dengan menghilangkan asap tan